Senin, 10 Desember 2012

KEPRIBADIAN


Ciri-ciri kepribadian
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, 
CIRI-CIRI KEPRIBADIAN


misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
  • Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
  • Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
  • Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
  • Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
  • Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
  • Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Ciri-ciri kepribadian
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
  • Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
  • Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
  • Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
  • Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
  • Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
  • Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

manfaat pelayanan bk



MANFAAT PELAYANAN BK DISEKOLAH

Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup:
(1) empat bidang, 
(2) jenis layanan dan kegiatan pendukung,
(3) format kegiatan, sasaran pelayanan 
(4) volume/beban tugas konselor.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
  1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
  2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
  3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
  4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.

kata mutiara


Jangan terus tangisi dia yg telah pergi demi orang lain
 Dia menghampiri hidupmu,,
tuk mengingatkan bahwa yg terbaik
 telah menantimu di depan.

BK


 BIMBINGAN KONSELING DIPERLUKAN DI PAUD

Pendidikan anak usia dini atau yang lebih dikenal dengan istilah PAUD, terutama TK, sejak zaman kolonial hingga abad ini, sangat mementingkan pertumbuhan anak secara normal dan sempurna. Kesempurnaan tersebut meliputi perkembangan fisik motorik, sosio-emosional, kognitif, dan mental spiritual. Lembaga pendidikan anak usia dini pada umumnya dan TK pada khususnya bertanggung jawab penuh atas perkembangan semua aspek pada anak didik tersebut.
Disamping itu,sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan, PAUD pada umumnya dan TK pada khususnya,tidak hanya menekankan berkembangnya fisik anak semata, melainkan juga harus menumbuhkan kompetensi akademi anak, seperti membaca, menulis, dan berhitung atau yang lebih dikenal dengan istilah Calistung.
Kompetensi tersebut dimaksudkan agar anak siap (secara mental maupun intelektual) mauk ke jenjang pendidikan di atasnya, yakni sekolah dasar. Bahkan ,gejala yang akhir-akhir ini marak di kota besar, tepatnya di sekolah-sekolah dasar unggulan, sangat ketat menyeleksi calon anak didiknya, yakni dengan adu kompetensi di bidang Calistung tersebut. Atas dasar tuntutan inilah TK harus bertanggung jawab dalam membekali anak didiknya dengan kompetensi Calistung, disamping juga memandu tumbuh kembangnya secara baik.
Guru PAUD bertanggung jawab besar dalam memahami anak didiknya serta membantu perkembangan fisik-otorik, sosio-emosional,kognitif, dan mental spiritualnya. Nah, tanggung jawab inilah yang mendorong keharusan akan adanya bimbingan konseling di lembaga PAUD, terutama TK.
Perkembangan msyarakat, pendidikan, dan ilmu pengetahuan dewasa ini membawa fakta bahwa program bimbingan konseling di PAUD sama pentingnya dengan bimbingan konseling di sekolah menengah. Hanya saja, tekanan di antara keduanya berbeda; tekanan masing-masing bimbingan dan konseling selalu di sesuaikan dengan taraf atau jenjang pendidikan anak didik yang bersangkutan.
Program bimbingan dan konseling di bebagai lembaga pendidikan (termasuk di dalam PAUD) merupakan program bimbingan yang bermanfaat secara positif, tidak sekedar reaktif dan korektif. Terlebih lagi, jika program bimbingan ini bersifat kontinu, berkelanjutan, dan terus-menerus, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, bahkan ampai di masyarakat. Tentu, hasilnya akan jauh lebih baik daripada bimbingan yang sifatnya eksiden semata.
Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah-ubah, sesuai dengan kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya. Atas dasar ini, maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya berfokus pada tumbuh kembangnya anak secara normal dan kompetensi Calistung semata, melainkan juga harus menemukan jati diri anak didik yang unik dank has, sesuai dengan kepribadiannya.
Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai sejak usia dini atau lembaga PAUD. Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya sendiri akan sangat membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru yang akan dihadapi. Disamping itu, penemuan jati diri atau kepribadian anak didik dapat membantu mereka dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan demikian, konseling bukan hanya untutk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga juga tindakan untuk memnuhi kebutuhan tumbuh kembangya anak secara maksimal. Pandangan ini menitikberatkan
Pada bimbingan yang bersifat preventif, kesehatan mental, dan pengembangan diri dari pada bimbingan yang menitikberatkan pada psikoterapi maupun diagnosis terhadap perilaku bermasalah. Terlebih lagi, ketika para psikolog telah menyadari betapa pentingnya melakukan identifikasi sejak dini terhadap perilaku bermasalah pada anak-anak. Dengan melakukan identifikasi ini diharapkan anak-anak dimasa depan tidak akan mengalami hambatan dalam belajarnya, terlebih lagi gangguan pada mentalnya. Nah, momen yang paling tepat untuk melakukan tindakan identifikasi ini adalah pada masa-masa awal usia dini atau di lembaga PAUD